Kalo sudah Jodoh Tidak akan Kemana, BENARKAH?!
Sebelum kita membahas masalah ini lebih lanjut, maka harus dipahami dulu apa itu jodoh. Jodoh diartikan sebagai: orang
yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; dan imbangan (www.kamusbesar.com, kata kunci: jodoh).Namun, jika melihat fakta di masyarakat, kata jodoh untuk manusia cenderung
menunjukkan suami atau isteri, bukan pasangan yang belum menikah meski
keduanya memiliki kecocokan. Misalnya si B diperisteri oleh si A,
berarti si B adalah jodoh si A, sedangkan si C tidak jadi diperisteri
oleh si A, berarti si C bukan jodoh si A. Ini terlepas dari apakah suatu
pernikahan akan berlangsung langgeng atau retak di tengah jalan dengan
perceraian, karena istilah jodoh dan bukan jodoh tidak lazim digunakan
untuk pasangan yang bercerai setelah pernikahannya. Terlepas juga apakah
perceraian terjadi dalam waktu yang singkat atau setelah berpuluh-puluh
tahun setelah pernikahan.
Maka arti yang tepat yang dimaksud jodoh di sini adalah pasangan hidup yang sah alias suami atau isteri. Nah benarkah jodoh itu sudah ditentukan dan kita tinggal nunggu saja? kemudian kita harus pasrah dengan pasangan yang kita anggap jodoh, walaupun dia tidak soleh/solehah. Apakah bener begitu? mari kita simak dan pahami hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Sengaja saya tebalkan bagian tulisan dalam hadits di atas, agar terlihat lebih jelas. Berdasarkan hadits di atas jodoh tidak tercantum dalam kategori qodo Allah SWT, yang kita tidak bisa mencari dan memilih jodoh. Karena yang ditetapkan Allah SWT pada waktu itu hanyarezeki, ajal, amal dan celaka atau bahagianya manusia saja. Jodoh tidak termasuk di dalamnya.
Memang ada ayat al-Qur'an yang dipahami sebagian orang untuk dijadikan dalil bahwa jodoh itu takdir Allah sehingga kita tidak usah berusaha untuk mencarinya, tinggal menunggu saja, kalo sudah jodoh tidak akan kemana. Berikut bunyi ayat tersebut:
وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [الروم/21]
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian
isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)
وَاللَّهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ
أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
[النحل/72]
“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari
diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu
anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka
Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Bagian yang dipahami keliru adalah "Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri", banyak orang yang beranggapan bahwa maksud dari ayat ini adalah bahwa wanita itu diciptakan dari tulang rusuk lelaki. Dengan demikian setiap laki-laki akan menemukan kembali wanita yang berasal dari tulang rusuknya yang hilang. Namun maksud dari redaksi ayat di atas adalah: Berikut penjelasan Imam Ibn Katsir, terkait ayat di atas.
يذكر
تعالى نعمه على عبيده، بأن جعل لهم من أنفسهم أزواجًا من جنسهم وشكلهم ،
ولو جعل الأزواج من نوع آخر لما حصل ائتلاف ومودة ورحمة، ولكن من رحمته خلق
من بني آدم ذكورًا وإناثا، وجعل الإناث أزواجا للذكور .
Allah
swt menyebutkan nikmat-nikmatNya atas hambaNya, bahwa Dia telah
menciptakan bagi mereka dari diri-diri mereka isteri-isteri dari jenis
dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan isteri-isteri mereka tersebut
dari jenis lain, niscaya tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan
kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah swt menciptakan
keturunan Adam (dalam bentuk) laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
yang perempuan sebagai pasangan bagi yang laki-laki. (Tafsir Ibn Katsir, vol IV, hlm 586)
Memang benar jika kita melihat sejarah Siti Hawa yang terbuat dari tulang rusuk Nabi Adam As.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء/1]
“Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1)
Tapi berbeda dengan manusia saat ini yang diciptakan dari pencampuran seorang laki-laki dan perempuan. Manusia saat ini bukan lagi diciptakan dari tanah dan tulang rusuk, tapi diciptakan dari air mani. Sebagaimana Firman Allah SWT:
الَّذِي أَحْسَنَ
كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ * ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [السجدة/7، 8]
“yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As-Sajdah [32]: 7-8)
أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [المرسلات/20]
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina [air mani]?” (QS. Al-Mursalat [77]: 20)
Jadi sudah jelas bahwa ayat Al-Qur'an: QS Ar-Rum [30]: 21 dan QS. An-Nahl [16]: 72 di atas bukan dalil yang menjelaskan bahwa urusan jodoh sudah ditetapkan Allah SWT.
Oleh karena itu dalam mencari jodoh kita harus berikhtiar secara maksimal agar mendapatkan jodoh yang di idam-idamkan. Jangan berdiam diri, terus menunggu sampai jodoh itu datang sendiri. Sikap kita sebagai umat muslim terus perbaiki diri, tingkatkan amal soleh dan dekatkan diri kepada Allah, terus berikhtiar dan berdo'a agar mendapatkan jodoh yang soleh/solehah. Dan ikuti kriteria jodoh yang disabdakan Rasululloh SAW:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا
وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَات الدِّينِ
تَرِبَتْ يَدَاكَ[2]
Wallohu'alam,
ujekawe,
Post Comment
Tidak ada komentar