Post Terbaru

Kitab Mabadi Awwaliyah (Ushul Fiqh) : NASIKH DAN MANSUKH


Pembahasan Ke - 5

NASIKH DAN MANSUKH

Al-Nãsikh (الناسخ) secara bahasa berarti menghilangkan, menghapus, atau memindah. Dalam tinjauan syara`, al-nãsikh adalah menghilangkan atau membatalkan hukum syara` yang telah ditetapkan terdahulu dengan dalil syara` yang baru. Al-Nãsikh menurut sebagian ulama` terbagi menjadi:

1) Menghapus tulisan (al-rasm) dan menetapkan hukum.

Contoh hadits Nabi SAW:

الشيخ والشيخة اذا زنيا فارجموهما البتة

Sahabat `umar RA berkata bahwa sesungguhnya kami telah membaca hadits dan bahwasanya nabi SAW telah memberlakukan hukum ranjam terhadap dua orang yang berzina muhshon. Maksud lafal محصنين dalam hadits diatas adalah الشيخ والشيخجة

2) Menghapus hukum dan menetapkan tulisan (al-rasm).

Contoh QS. al-Baqarah (2): 240.

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا وَصِيَّةً لِّأَزْوَاجِهِم مَّتَاعًا إِلَى الْحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ ۚ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِي مَا فَعَلْنَ فِي أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعْرُوفٍ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), Maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma`ruf terhadap diri mereka. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini di nasikh dengan QS. al-Baqarah (2): 234.

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا

Artinya: ``Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber`iddah) empat bulan sepuluh hari.

3) Menghapus dua perkara (hukum dan tulisan) secara bersamaan.

Seperti hadits riwayat Muslim dari `aisyah ra.

كان فِيما انزل عشر رضعات معلومات يحرمن

Hadits yang menerangkan bahwa yang dapat menyebabkan haramnya sebuah pernikahan sepuluh kali susushan yang diketahui ini kemudian dinasikh dengan hadits yang menerangkan lima kali susuan yang mengharamkan:

بخمس معلومات يحرمن

Me-nasikh al-Kitab (ayat Al-Quran) dengan al-Kitab (ayat al-Quran lain) juga diperbolehkan, seperti dalam ayat tentang `iddah perempuan sebagaimana yang diterangkan diatas.

4) Menghapus al-Sunah dengan al-Kitab.

Seperti menghadap Baitul maqdis dalam shalat yang ditetapkan dengan sunah fi`liyah (perbuatan Nabi). Dalam hadits riwayat Bukhori Muslim disebutkan ``bahwasahnya Nabi SAW menghadap baitul maqdis dalam shalatnya selama 16 bulan ``. Hadits kemudian dinasikh dengan firman Allah QS. al-Baqarah (2): 144.

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

Artinya: ``Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langi, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.``

5) Nasikh al-Sunah dengan al-Sunah. Seperti hadits riwayat imam Muslim:

كنت نهيتكم عن زيارة القبر فزورها

Artinya: ``(dulu) Aku (Nabi) melarang kalian ziarah kubur. Maka (sekarang) Berziarahlah kalian. ``

Sebagian ulama` juga ada yang berpendapat tentang diperbolehkannya menasikh al-kitab dengan al-sunah. Seperti firman Allah QS al-Baqarah :(2) 180,

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

Artinya: ``Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.``

Ayat diatas dinaskh oleh sabda Nabi SAW:

لاوصية لورث رواه الترمذي وابن ماجه

Artiny: ``Tidak ada wasiat bagi ahli waris.`` (HR. al-Tirmidzi dan Ibn Majjah.)

Tidak ada komentar