Post Terbaru

Sumber Kebahagiaan Sesungguhnya


UJE KAWE - Tidak bisa dipungkiri bahwa sampai saat ini jabatan, harta, gelar dan popularitas masih menduduki peringkat utama dijadikan standarisasi kemuliaan dan penghormatan. Wanita lebih menyukai pria mapan walaupun tidak tampan. terlepas pria itu baik atau tidak yang penting pria tersebut mampu memenuhi kebutuhan duniawi. 

Penghormatan yang berlebihan sering dilakukan seorang bawahan kepada bosnya di kantor. Sikap baik seorang bawahaan terhadap bosnya tentu ada yang diharapkan. Paling ujung-ujungnya agar karirnya cepat naik. Begitupun dengan fans yang memuja-muja sang bintang yang dikaguminya. Apapun yang dilakukan oleh sang pujaan akan diikuti walaupun negatif dan salah kaprah.

Mirisnya tindakan hukum saat ini selalu tajam kebawah dan tumpul ke atas. Keadilan hanya terukir dalam goresan KUHP semata. Wujud keadilan menjadi semu bagi masyarakat miskin. Sebaliknya hukum itu sangat menguntungkan orang-orang kaya. Asal ada uang pelicin semua permasalahan akan cepat beres. Sehingga siapapun harus cerdas bernegoisasi agar bisa lolos dari jerat hukum.Begitulah fenomena yang terjadi saat ini. 

Namun, jika kita pikirkan lebih mendalam lagi. harta, jabatan, dan popularitas adalah hanya sebagai alat untuk meraih kebahagiaan. Bukan sumber kebahagiaan. sebagai bukti bahwa duniawi bukan sumber kebahagiaan adalah masih banyak orang yang dikatakan sukses dan populer di dunia mengalami hidup dengan penuh kekhawatiran. Banyak bintang film kelas nasional maupun internasional yang overdosis, bunuh diri dan terjebak dalam praktek prostitusi hanya karena tidak puas dan bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya.

Nah pertanyaannya sekarang adalah apa sumber kebahagiaan sesungguhnya???

Rasululloh SAW bersabda:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ كِلَاهُمَا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ 55.5/5260. 

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Taimi dan Zuhair bin Harb keduanya dari Ibnu Uyainah berkata Yahya: Telah mengkhabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Abdullah bin Abu Bakar berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Mayit diikuti oleh tiga hal, yang dua kembali dan yang satu menetap; ia diikuti keluarga, harta dan amalnya, keluar dan hartanya kembali sedangkan amalnya menetap." (HR. Muslim)

Bahagia jika kita konsisten dalam kebenaran. Menjaga kualitas ibadah dan kemuliaan akhlak kita. Soleh dan solehah secara vertikal juga horizontal. Semakin banyak pemahamannya terhadap ajaran agama, maka akan bertambah banyak kuantitas dan kualitas ibadahnya. 

Ketika seseorang sudah benar-benar dekat dengan Allah SWT, maka bersinarlah dalam dirinya cahaya seindah berlian, yaitu akhlak mulia. Berbagi kisah kebahagiaan dengan sesama dan ia tidak akan mungkin berani menyakiti hati dan perasaan saudaranya sesama muslim maupun saudaranya yang berbeda keyakinan.



Wallohu'alam,













Tidak ada komentar