Orang Pinter yang Belum Paham Akhirat
فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكني أخشى أن تبسط عليكم الدنيا كما بسطت على من كان من قبلكم فتنافسوها كما تنافسوها وتهلككم كما أهلكتهم
“Demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka” (HR Bukhari dan Muslim)
“Demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dibukanya dunia untukmu sebagaimana telah dibuka bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka” (HR Bukhari dan Muslim)
Contoh yang sudah jelas adanya adalah pelaku korupsi di negara kita ini tidak lain adalah orang-orang yang bergelar pendidikan tinggi. Para koruptor itu pun pasti tahu akan dosa yang mereka lakukan tersebut. Lebih jauhnya mereka tahu hukum agama dari perbuatan korupsi adalah haram dan tempat kembalinya di akhirat nanti adalah neraka.
Yang lebih miris lagi jika ada seorang yang disebut ulama melakukan hal-hal yang keliru sedangkan dia adalah orang yang berilmu dan teladan masyarakat. Hawa nafsu duniawi telah menjerat mereka sehingga tanpa disadari merdeka tersungkur dalam perbuatan dosa.
Terkadang orang yang berilmu agama mempermainkan ajaran agama untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Menggunakan dan menafsirkan dalil Al-Qur'an dan Hadits untuk menyerang pihak yang bersebrangan dengannya. Termasuk mereka pun menggunakan dalil agama untuk berbuat kejahatan.
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-A’rof 175-176)
Mengapa mereka nekad melakukan perbuatan dosa sedangkan mereka mengetahui hukum dan resiko yang akan didapat? alasannya hanya satu, mereka sudah terlalu jatuh cinta dengan dunia. Jika cinta itu buta, maka cinta dunia mampu membutakan hati manusia dari Allah SWT. Hati mereka tertutup dari kebenaran walaupun mereka pandai dalam ilmu agama.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud). Jika manusia sudah teracuni dengan cinta kepada dunia, maka ia akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan dunia walaupun dengan menanggalkan kehormatan dirinya. Tidak peduli dengan dosa dan siksa yang akan diterima nanti di akhirat, yang terpenting bagi mereka adalah mencapai kepuasan dunia .
Hal ini sangat berbahaya, kenapa? karena jika hati kita sudah buta dan tidak berusaha untuk dibersihkan, maka Allah SWT akan semakin menenggelamkan hati yang buta itu semakin dalam dan tidak akan mampu lagi untuk dibersihkan.
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَٰرَهُمْ
"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka".(QS. Muhammad [47] : 23)
وَمَآ أَنتَ بِهَٰدِ ٱلْعُمْىِ عَن ضَلَٰلَتِهِمْ ۖ إِن تُسْمِعُ إِلَّا مَن يُؤْمِنُ بِـَٔايَٰتِنَا فَهُم مُّسْلِمُونَ
"Dan kamu
sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang
buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat
memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang
beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah
diri (kepada Kami)." (QS. Ar-Rum [30] : 53)
Jika Allah SWT tidak lagi menghendaki manusia untuk menjadi baik, kepada siapa lagi harus berharap. Peradilan akhirat akan menjatuhkan manusia tersebut kedalam neraka. Sebagaimana diketahui bahwa neraka adalah tempat yang paling mengerikan.
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..”(QS. Al-Baqarah : 24-25).
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15).
“Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)
Harus diingat bahwa adalah hidup di dunia masih banyak kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan. Tapi jika kita sudah mati, kita tadakan pernah bisa kembali ke dunia dan bertobat memperbaiki kesalahan kita.
“… Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” [Qs Al-Mukmin: 39]
Dan harus diingat pula bahwa harga dunia itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan nanti di akhirat. Kekayaan kita tidak akan pernah bisa dibawa mati dan tidak akan berharga untuk menebus dosa-dosa waktu di dunia.
Oleh karena itu harus cerdas memanfaatkan waktu dan kesempatan hidup di dunia. Bersyukur masih diberi umur untuk berjalan di muka bumi, maka sebaiknya kita memanfaatkan hidup ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berusaha dengan sepenuh hati menjauhi segala larangan-Nya.
Wallohu'alam
Tidak ada komentar