Kisah Haru Masuk Islamnya Seorang Biarawati, Irena Handono

 

Indonesia memiliki banyak kisah inspiratif tentang perjalanan menuju Islam. Salah satu kisah yang menarik dan penuh haru adalah kisah Irena Handono, seorang mantan biarawati yang memilih untuk meninggalkan agama Kristen dan memeluk Islam. Perjalanan spiritualnya yang tak terduga ini telah mengilhami banyak orang tentang kekuatan hidayah dan pencarian jalan menuju kebenaran.

Irena Handono memutuskan untuk menantang kelemahan Islam sebagai langkah awal untuk memahami lebih dalam tentang keyakinan dan prinsip agama ini. Ia ingin membandingkan konsep ketuhanan dalam agama Kristen dengan konsep ketuhanan dalam Islam. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Irena, yang memiliki hasrat membaca dan rasa ingin tahu yang besar, malah menemukan cahaya kebenaran dalam Islam.

Semuanya dimulai ketika Irena Handono berdiskusi dengan seorang dosen di biara mengenai perbandingan agama terkait konsep keimanan. Melalui diskusi ini, ia merasa tertarik untuk mempelajari Islam lebih dalam langsung dari sumbernya, yaitu Al-Qur'an. Dengan izin dari dosennya, Irena mulai mempelajari Al-Qur'an, meskipun pada awalnya ia menghadapi kesulitan dalam membaca teks Arab. Namun, dengan semangat, ia meminjam Al-Qur'an yang memiliki terjemahan untuk memudahkan pemahamannya.

Suatu malam, Irena membaca terjemahan Surat Al-Ikhlas dengan hati yang terbuka. Kata-kata dalam surat ini begitu mendalam dan lugas, dan ia merasa bahwa konsep ketuhanan yang terkandung di dalamnya sangatlah kuat dan logis. Irena merasa bahwa Islam mengajarkan konsep ketuhanan yang sempurna dan tak terbantahkan, sesuatu yang selama ini ia cari.

Sebelum menemukan konsep ketuhanan yang kuat ini dalam Islam, Irena merasa bahwa beberapa konsep ketuhanan dalam agama-agama lain memiliki kelemahan. Ia menganggap beberapa konsep tersebut tidak tahan terhadap pertanyaan logis dan ilmiah. Namun, melalui perjalanan pencariannya, ia menemukan bahwa konsep ketuhanan dalam Islam tidak hanya kuat secara logika, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang mendalam.

Irena Handono menggambarkan bahwa konsep ketuhanan dalam Al-Qur'an sebagai satu-satunya kebenaran. Ia merasa bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, tak perlu bantuan atau mitra, dan mandiri dalam segala hal. Pemahaman ini membawanya pada Surat Al-Ikhlas, di mana konsep tentang Allah yang Esa begitu jelas terungkap.

Bagi Irena, proses mendalaminya adalah hasil dari hidayah Allah. Ia merasa bahwa hidayah adalah anugerah luar biasa yang datang langsung dari Allah. Baginya, hidayah adalah hadiah yang begitu berharga, dan ia mengibaratkannya sebagai lebih berharga daripada gunung emas atau berlian.

Keputusan Irena Handono untuk memeluk Islam tidak datang dengan mudah. Ia mengambil langkah ini dengan penuh keyakinan meskipun harus beradaptasi dengan cepat karena memeluk Islam hanya sehari sebelum Ramadan dimulai. Irena bahkan harus merahasiakan keputusannya ini dari keluarganya pada awalnya.

Kisah Irena Handono adalah contoh nyata tentang kekuatan hidayah dan perjalanan spiritual seseorang dalam mencari jalan menuju kebenaran. Ia menunjukkan bahwa ketika hati terbuka untuk menerima petunjuk Allah, jalan menuju kebenaran akan terbuka dengan sendirinya. Kisahnya mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki rasa ingin tahu, ketekunan, dan kesabaran dalam pencarian makna hidup dan spiritualitas.

Tidak ada komentar