Kajian Kitab Bulughul Maram - Tharah (3) Bab. Tentang Najis dan Cara Menghilangkannya
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ تُتَّخَذُ خَلًّا ؟
قَالَ : لَا أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَسَنٌ
صَحِيحٌ
Anas
Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah ditanya tentang khamar (minuman memabukkan) yang dijadikan cuka.
Beliau bersabda: "Tidak boleh." Riwayat Muslim dan Tirmidzi. Menurut
Tirmidzi hadits ini hasan dan shahih.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا طَلْحَةَ
فَنَادَى إنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ
الْأَهْلِيَّةِ فَإِنَّهَا رِجْسٌ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Darinya (Anas Ibnu Malik r.a), dia berkata: "Ketika hari perang
Khaibar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan Abu Thalhah,
kemudian beliau berseru: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang engkau
sekalian memakan daging keledai negeri (bukan yang liar) karena ia kotor."
Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ
عَمْرِو بْنِ خَارِجَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : خَطَبَنَا النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ وَلُعَابُهَا يَسِيلُ
عَلَى كَتِفِي
أَخْرَجَهُ
أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ
Dari
Amru Ibnu Khorijah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi saw berkhotbah pada waktu
kami di Mina sedang beliau di atas binatang kendaraannya, dan air liur binatang
tersebut mengalir di atas pundakku. Dikeluarkan oleh Ahmad dan Tirmidzi, dan
dinilainya hadits shahih.
وَعَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ الْمَنِيَّ ثُمَّ يَخْرُجُ إلَى الصَّلَاةِ فِي ذَلِكَ
الثَّوْبِ
وَأَنَا
أَنْظُرُ إلَى أَثَرِ الْغَسْلِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَلِمُسْلِمٍ : لَقَدْ كُنْت أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْكًا فَيُصَلِّي
فِيه
وَفِي لَفْظٍ لَهُ : لَقَدْ كُنْت أَحُكُّهُ يَابِسًا بِظُفْرِي مِنْ
ثَوْبِهِ
'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
mencuci pakaian bekas kami, lalu keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian
tersebut, dan saya masih melihat bekas cucian itu. Muttafaq Alaihi.
Dalam
Hadits riwayat Muslim: Aku benar-benar pernah menggosoknya (bekas mani) dari
pakaian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian beliau sholat dengan
pakaian tersebut.
Dalam
Lafadz lain hadits riwayat Muslim: Aku benar-benar pernah mengerik mani kering
dengan kukuku dari pakaian beliau.
عَنْ أَبِي السَّمْحِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغْسَلُ مِنْ
بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ
أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ
الْحَاكِمُ
Dari Abu
Samah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Bekas air kencing bayi perempuan harus dicuci dan bekas air
kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air." Dikeluarkan oleh Abu
Dawud dan Nasa'i. Oleh Hakim hadits ini dinilai shahih.
وَعَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِي دَمِ
الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ
تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari
Asma binti Abu Bakar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda tentang darah haid yang mengenai pakaian: "Engkau kikis,
engkau gosok dengan air lalu siramlah, baru kemudian engkau boleh sholat dengan
pakaian itu." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَتْ خَوْلَةُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ فَإِنْ لَمْ يَذْهَبْ الدَّمُ ؟ قَالَ : يَكْفِيك الْمَاءُ وَلَا
يَضُرُّك أَثَرُهُ أَخْرَجَهُ
التِّرْمِذِيُّ وَسَنَدُهُ ضَعِيفٌ
Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Khaulah bertanya, wahai Rasulullah,
meskipun darah itu tidak hilang? Beliau menjawab: "Engkau cukup
membersihkannya dengan air dan bekasnya tidak mengapa bagimu." Dikeluarkan
oleh Tirmidzi dengan sanad yang lemah.
Tidak ada komentar