Senin, 11 Desember 2017

Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW


UJE KAWE - Jangan sampai kebenciamu pada seseorang (walaupun dia salah) mulutmu sampai mengeluarkan kata-kata kasar dan menghinakan, karena hanya akan merendahkan dirimu dan agamamu. karena ucapanmu boleh jadi cerminan hatimu yang sebenarnya.

Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْب

“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuhnya juga akan baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuhnya juga akan rusak, sesungguhnya ia adalah HATI“ . [Sahih Bukhari dan Muslim]

sebelum menghukumi seseorang harus terlebih dahulu mengumpulkan bukti-bukti yang sangat kuat. Jangan menghukumi hanya sekedar prasangka, dengar dari orang lain, bertemu satu dua kali, atau baca sedikit tentang dia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

{إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا} [يونس: 36]

"Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran". [Yunus:36][An-Najm:28]

Dan dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu, seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Ya Rasulullah, bertakwalah engkau kepada Allah!

Rasulullah menjawab: "Celakalah engkau, bukankah aku yang lebih pantas menjadi penghuni dunia yang paling bertakwa kepada Allah?"

Kemudian orang tersebut pergi, dan Khalid bin Walid berkata: Ya Rasulullah, bagaimana kalau aku penggal leher orang tersebut?

Rasulullah berkata: "Jangan, siapa tahu ia juga mendirikan salat".

Khalid berkata: Berapa banyak orang yang salat, mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya.

Rasulullah bersabda:

«إِنِّي لَمْ أُومَرْ أَنْ أَنْقُبَ عَنْ قُلُوبِ النَّاسِ وَلاَ أَشُقَّ بُطُونَهُمْ»

"Sesungguhnya aku tidak diperintahkan untuk memeriksa hati manusia, dan tidak pula untuk membelah perutnya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Bahaya jika hati kita sudah dihinggapi "merasa lebih", lebih suci, lebih soleh, lebih benar, lebih mulia, lebih islami, dan lebih-lebih lainnya. Pasti masih ingatkan bagaimana pengingkaran Iblis kepada Alloh SWT? Apakah kita akan mengulang kembali perlakuan Iblis dahulu?

Jangan sampai kita dimuliakan manusia tapi dihinakan Alloh SWT, merasa telah banyak melakukan amal soleh dan kebaikan ternyata hanya neraka tempat kita nanti. Na'udzubillah...

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

{ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا }

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” [An-Nisaa':142]

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ، فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ

Sesungguhnya ada seseorang yang banyak melakukan amalan ahli surga menurut pandangan manusia, padahal sesungguhnya ia adalah ahli neraka. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ»

"Sesungguhnya Allah tidak menilai kalian dari lahiriyah dan penampilan, akan tetapi Allah menilai isi hati kalian". [Sahih Muslim]

Oleh karena itu, mari Sahabat2ku yang beriman, kita ngaji lagi lebih mendalam tentang Islam, belajar jangan satu guru atau di satu majelis ilmu saja. Agar mata kita terbuka lebar, meliat islam secara sempurna, bukan karena taklid buta, memilah dan memilih ayat-ayat atau hadits-hadits yang sesuai dengan hawa nafsu kita saja. Apalagi menafsirkan kan sendiri Firman - firman Alloh SWT tidak berdasarkan keilmuan yang mumpuni.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al Isra: 36).

Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

من قال في القرآن بغير علم فليتبوأ مقعده من النار

“barangsiapa yang berkata tentang Al Qur’an tanpa ilmu maka siapkanlah tempat duduknya di neraka”.

Juga diriwayatkan dari Jundab bin Abdillah radhiallahu’anhu:

من قال في القرآن برأيه فأصاب فقد أخطأ

“barang siapa siapa yang berkata tentang Al Qur’an sebatas dengan opininya, lalu kebetulan ia benar, maka ia tetap salah”.

Wallohu'alam,
---------------------------------
www.ujekw.blogspot.com
IG: @ujekawedotcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar